Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap Skala Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswi Stikes Amanah di Padang

Vetty Priscilla, Esi Afriyanti

Abstract

Masa  remaja pada remaja putri salah satunya ditandai dengan datangnya menstruasi. Menstruasi yang dialami memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Sebagian remaja mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun beberapa dari mereka disertai keluhan berupa dismenore yang mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa nyeri yang pada akhirnya berdampak terhadap gangguan aktivitas remaja. Menurut AHCPR (Agency for Health Care Policy and Research) penatalaksanaan nyeri yang dapat dilakukan perawat adalah terapi nonfarmakologi, salah satunya adalah stimulasi kutaneus Slow-stroke Back Massage. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek langsung pengaruh Stimulus Kutaneus Slow-Stroke Back Massage Terhadap Skala Nyeri Dismenore Primer. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test – post test design). Subjek dalam penelitian ini adalah 12 orang mahasiswi Stikes Amanah Padang yang telah memenuhi kriteria penelitian. Subjek diajarkan teknik stimulus slow-stroke back message, dan mempraktekkannya selama haid ketika rasa nyeri haid menyerang selama 1 minggu. Sebelumnya dikaji pengalaman nyeri menstruasi mahasiswi sebelumnya dengan menggunakan skala Numerical Rating Scales (NRS). Data dianalisa dengan menggunakan paired t–test. Sebelum diberikan stimulus kutaneus slow-stroke back message (pretest). Penelitian ini memperlihatkan lebih dari separuh mahasiswi (75%) mahasiswi mengalami tingkat nyeri dismenore sedang dengan skala nyeri 5,67 ± 1,56. Setelah diberikan stimulus slow-stroke back message (posttest) lebih dari separuh (58,2 %) mahasiswi mengalami tingkat nyeri dismenore ringan dengan skala nyeri 4 ± 2,09. Kesimpulan dari penelitian ini adalah stimulus kutaneus slow-stroke back message dapat menurunkan skala nyeri dismenore pada mahasiswi Stikes amanah Padang.

References

Anna. (2009). Nyeri Haid. Diakses pada tanggal 16 Februari 2011 dari http://forum.dudung.net/index.php?action=printpage;topic=14042.0

Asmadi (2008). Konsep dasar nyeri. Diakses tanggal 20 September 2011 dari http//:qittun.blogspot.com/2008/9/konsep-dasar-nyeri.htm.

Badziad, A. (2003). Endokrinologi dan ginekologi (edisi 2). Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas

Chattopadhyay I., Biswas K., Bandyopadhyay U. and Banerjee R.K. (2004). Turmeric and curcumin: Biological actions and medicinal applications. Current Science. 87: 44-53.

Chomaria, N. (2008). Aku sudah gede. Jakarta : samudera

Dianawati, Ajen. (2003). Pendidikan Seks Seperti Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.

Ditto, Anurogo. (2008). Segala Sesuatu Tentang Nyeri Haid. Diakses pada tanggal 12 November 2010 dari http://www.kabarindonesia.com/berita.php?

Ester, M. (2005). Pedoman perawat pasien. Jakarta: EGC.

Faizah, J. (2000). Pemberdayaan wanita dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Yayasan Essenia Medica.

Guyton A.C. and Hall J.E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Harel Z. (2006). Dysmenorrhea in adolescents and young adults: etiology and management. Journal Of Pediatric and Adolescent Gynecology. 19 (6), 363.

Hillard P.A.J. (2006). Dysmenorrhea. Pediatrics in review. 27, 64-71.

Holder A., Edmundson L.D., and Erogul M. (2009). Dysmenorrhea. Diakses pada tanggal 22 September 2011 dari http://emedicine.medscape.com/article/795677-overview

Jhonson, dkk. (2005). Prosedur perawatan di rumah pedoman untuk perawat. Jakarta: EGC.

Junizar G., Sulianingsih, and Widya K.D. (2001). Pengobatan Dismenore secara Akupuntur. Cermin Dunia Kedokteran

Kozier, Barbara: Glenora; audrey berman. (2004). Fundamental nursing: concept and procedures (edition). USA: Prentice hall.

Kusyati. (2006). Keterampilan dan prosedur laboratorium keperawatan dasar. Jakarta: EGC

Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R., Wardhani W.I. and Setiowulan W. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. 3rd ed. Vol 1. Jakarta: Media Aesculapius.

Mok E & Woo CP. (2004). The effects of slow-stroke back massage on anxiety and shoulder pain in elderly stroke patien, http://www.sciencedirect.com/science, diakses 30 September 2011.

Poter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Fundamental keperawatan (edisi 4). Jakarta: EGC.

Prabowo R.P. (2008). Endometriosis. In: Winkjosastro H., Saifuddin A.B., Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Priharjo. (1999). Perawatan nyeri: pemenuhan aktivitas istirahat pasien. Jakarta: EGC

Richard, Deyo. (2011). Pijat bagus untuk mengobati nyeri punggung. Diakses tanggal 20 Desember 2011 dari http://www.detik,health.htm

Riyanto. (2001). Nyeri Haid pada Remaja. Diakes pada tanggal 21 September 2011 dari http://www.yastroki.or.id/read.php?id=190

Robert & David. (2004). Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks. Jakarta : Bumi Aksara.

Sastrawinata S. (2008). Gangguan pada Masa Bayi, Kanak-kanak, Pubertas, Klimakterium, dan Senium. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simanjuntak, P. (2008). Gangguan Haid dan Siklusnya. In: Winkjosastro H., Saifuddin A.B., Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah (Edisi 8, vol I). Jakarta: ECG.

Smith, R.P. (2003). Dysmenorrhea: Etiology, Diagnosis, and Therapy. Diakses pada tanggal 21 September 2011 dari http://www.omenshealthapta.org/csm2003/4654.pdf.

Widjanarko, Bambang. (2006). Tinjauan Terapi pada Nyeri Haid Primer. Jakarta: Majalah Kedokteran Damianus, Vol 5.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.