Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penanganan Henti Jantung di Wilayah Jakarta Utara
Abstract
Henti jantung merupakan salah satu keadaan gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat. Mengingat henti jantung dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, maka dibutuhkan kemampuan penolong untuk memberikan pertolongan pertama,termasuk oleh masyarakat awam yang menjadi first responder. Saat ini masih sedikit masyarakat yang mengetahui penanganan henti jantung. Padahal, jika penderita mendapatkan pertolongan pertama yang optimal, maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Pengetahuan masyarakat tentang penanganan kegawatdaruratan henti jantung penting diteliti, mengingat pengetahuan merupakan domain penting dalam melakukan tindakan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengetahuan masyarakat dalam penanganan kegawatdaruratan henti jantung. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan jumlah responden 250 orang yang dipilih melalui tekhnik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisa dengan statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan 55,6 % responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang penanganan henti jantung. Tingkat pengetahuan responden memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan, sumber informasi dan keikutsertaan dalam pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Dengan estimasi interval 95%, pengetahuan responden berada pada angka 13,48 - 14,07 (rendah). Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan penambahan cakupan wilayah dan pengembangan pada aspek sikap serta keterampilan BHD
Kata Kunci: Bantuan hidup dasar, henti jantung, pengetahuan
Abstrak
Penangkapan Jantung adalah salah satu kondisi darurat yang paling umum di masyarakat. Karena henti jantung dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, diperlukan penolong yang memiliki kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama, termasuk bantuan yang diberikan oleh orang awam sebagai responden pertama. Pada saat ini hanya sedikit orang yang mengerti bagaimana menangani henti jantung. Sedangkan jika penderita mendapatkan pertolongan pertama yang optimal, risiko kematian dan kelainan bentuk dapat dihindari. Pengetahuan publik dalam menangani darurat henti jantung diperlukan untuk menyelidiki mengingat pengetahuan sebagai domain penting dalam melakukan suatu tindakan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan masyarakat dalam penanganan darurat henti jantung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan jumlah responden yang terlibat sebanyak 250 orang yang dipilih secara acak berdasarkan ateknik cluster sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan analisis dengan univariat dan bivariat e Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,6% responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang penanganan darurat henti jantung . Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman pelatihan BLS. Dengan interval estimasi 95%, pengetahuan responden bervariasi 13,48-14,07 (rendah). Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan menambah kompetensi wilayah dan mengembangkan kompetensi sikap dan keterampilan LS B.
Kata kunci : Bantuan Kehidupan Dasar, henti jantung, pengetahuan
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
American Heart Association Guedelines for Basic Life Support 2015 diunduh dari https://eccguidelines.heart.org/wp-content/uploads/2015/10/2015-AHA-Guidelines-Highlights-English.pdf
Benoid J.L et al (2017) Recustitation (Official Journal of European Recustitation Council). Vol 15 : 116-119
Berdowski, J., Berg, R. A., Tijssen, J. G., & Koster, R. W. (2010). Global incidences of out-of-hospital cardiac arrest and survival rates: systematic review of 67 prospective studies. Resuscitation, 81(11), 1479-1487.
Briggs. K Julie., 2006, Emergency Nursing, Philadelphia : JB.Lippincott.
Chew, K. S., Yazid, M. N., Kamarul, B. A., & Rashidi, A. (2009). Translating knowledge to attitude: a survey on the perception of bystander cardiopulmonary resuscitation among dental students in Universiti Sains Malaysia and school teachers in Kota Bharu, Kelantan. The Medical journal of Malaysia, 64(3), 205-209
Cross, M., et al (2019). Bystander CPR training: is non-classroom based CPR training as effective as a classroom based approach? A systematic review of randomised controlled trials. Rural and Remote Health Vol 19 (3)
Dariyo, A (2008). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta : Grasindo
Davey. P 2006, At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Erawati, S. (2015). Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Go, A. S. et al (2014). Executive summary: heart disease and stroke statistics—2014 update: a report from the American Heart Association. Circulation, 129(3), 399-410
Hung, M. S., Lui, J. C., Lee, D. T., Shiu, I. Y., & Choi, K. C. (2014). Public knowledge and attitudes towards cardiopulmonary resuscitation in
Hong Kong: telephone survey. Hong Kong medical journal= Xianggang yi xue za zhi, 20(2), 126-133.
Kesehatan, K., Penelitian, B., & Kesehatan, P. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta [ID]: Balitbangkes Kementerian Kesehatan
Lumangkun, P. E., Kumaat, L. T., & Rompas, S. (2014). Hubungan Karakteristik Polisi Lalu Lintas dengan Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Direktorat Lalu Lintas Polda Sulawesi Utara. Jurnal keperawatan, 2(2)
Maulidia, R., & Loura, N. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan kognitif dengan kemauan melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) pada remaja di sman malang. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 5(1)
Muttaqin A., 2009, Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Notoatmodjo S., 2012, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Ozbilgin, Ş., Akan, M., Hancı, V., Aygün, C., & Kuvaki, B. (2015). Evaluation of public awareness, knowledge and attitudes about cardiopulmonary resuscitation: report of İzmir. Turkish journal of anaesthesiology and reanimation, 43(6), 396.
Perkins, G. D., Lall, R., Quinn, T., Deakin, C. D., Cooke, M. W., Horton, J., ... & Smyth, M. (2015). Mechanical versus manual chest compression for out-of-hospital cardiac arrest (PARAMEDIC): a pragmatic, cluster randomised controlled trial. The Lancet, 385(9972), 947-955
Qara, F. J., Alsulimani, L. M., Fakeeh, M. M., & Bokhary, D. H. (2019). Knowledge of Nonmedical Individuals about Cardiopulmonary Resuscitation in Case of Cardiac Arrest: A Cross-Sectional Study in the Population of Jeddah, Saudi Arabia. Emergency medicine international, 2019.
Sasson, C., et al. (2013). Increasing cardiopulmonary resuscitation provision in communities with low bystander cardiopulmonary resuscitation rates: a science advisory from the American Heart Association for healthcare providers, policymakers, public health departments, and community leaders. Circulation, 127(12), 1342-1350.
Sipsma, K., Stubbs, B. A., & Plorde, M. (2011). Training rates and willingness to perform CPR in King County, Washington: a community survey. Resuscitation, 82(5), 564-567
The World Health Organization (WHO), 2015. Diunduh dari http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvd
Usman, Y dkk (2018). Indonesia’s Sample Registration System in 2018. Journal of Population and Social Studies, Volume 27 Number 1, January 2019: 39 - 52
Wibrandt, I., Norsted, K., Schmidt, H., & Schierbeck, J. (2015). Predictors for outcome among cardiac arrest patients: the importance of initial cardiac arrest rhythm versus time to return of spontaneous circulation, a retrospective cohort study. BMC emergency medicine, 15(1), 3.
Wijaya, I. M. S., Dewi, N. L. M. A., & Yudhawati, N. S. (2016). Tingkat pengetahuan bantuan Hidup dasar pada masyarakat di kecamatan Denpasar Utara. Prosiding Semnas Hasil Penelitian