Hubungan Dukungan Sosialdengan Tingkat Kecemasan Narapidanadi Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang Tahun 2014

Dewi Eka Putri, Ira Erwina

Abstract

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Narapidana Dilembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang Tahun 2014.

Status sebagai narapidana merupakan stressor yang berat dalam kehidupan, narapidana kehilangan kebebasan, kehilangan rasa aman dan nyaman, terpisah dari keluarga dan komunitas, adanya perubahan pada dukungan sosial yang diterima serta dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas, yang menyebabkan narapidana mengalami masalah kesehatan mental yaitu kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 237 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang terdiri dari data demografi, tingkat kecemasan, dan dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 48.5% narapidana mengalami kecemasan ringan, dan 52.3% narapidana mendapatkan dukungan sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Muaro Padang tahun 2014 dengan p= 0.000 dan r = -0.72 1, yang berarti terdapat korelasi kuat dengan arah negative, artinya semakin tinggi dukungan sosial maka semakin rendah tingkat kecemasan atau sebaliknya. Disarankan untuk petugas Lapas, perawat, keluarga, dan rekan sesama narapidana untuk menjadi sumber dukungan sosial bagi narapidana sehingga dapat menurunkan kecemasan

References

Andriawati, S. (2012). Hubungan konsep diri dengan kecemasan narapidana menghadapi masa depan di Lembaga Pemasyarakatan wanita Malang. Skripsi. Universitas Negeri Malang.

Ardilla, F & Herdiana, I. (2013). Penerimaan diri pada narapidana wanita. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2(1), 1-7.

Aspuah, S. (2013). Kumpulan kuesioner dan instrument penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Azani. (2012). Gambaran psychological weel-being mantan narapidana. Jurnal Empathy, 1(1), 1-18.

Badan pusat statistic. (2012). Politik dan

keamanan. Diakses Pada tanggal 25

April 2014 dari http://bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel= 1 &daftar=1 &id_subyek=34&notab=1

Balogun, A. (2014). Dispositional factors, perceived social support and happiness among prison in mates in nigeria : a new look. The Journal of Happiness and Well-Being, 2(1), 145-160.

Bukhori, B. (2012). Hubungan

kebermaknaan hidup dan dukungan sosial keluarga dengan kesehatan mental narapidana. Jurnal Ad-Din, 4(1), 1-19.

Chitty, K & Black, B. (2011). Professional nursing: concepts & challenges. United States of Amerika: Elseiver.

Dahlan, S. (2013). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dalami, E. (2010). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Trans info media

Depertemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Dharma, K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: Trans Info Media

Eytan, A., Haller, D., Wolff, H., Cerutti, B., Sebo, P., Bertrand, D., Niveau, G.

(2010). Psychiatric symptoms,

psychological distress and somatic comorbidity among remand prisoners in Switzerland. International journal of law and psychiatry, 1-7.

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. (2012). Pedoman penulisan skripsi. Padang: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

Fournelle, L & Hofferber, S. (2008). Family support what it means to male inmates. Journal family support.

Harner, Hanlon, Garfinkel. (2010). Effect of iyengar yoga on mentalhealth of

incarcerated human: a feasibility study. Nursing Reseach, 59(6), 389-399.

Hastono, S. (2007). Analisis data kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hasyim, R. (2009). Pengaruh dukungan sosial terhadap resiliensi napi remaja di lembaga pemasyaraktan anak (Lapas Kelas II A anak) Blitar. Skr ipsi.

Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim.

Hawari, D. (2013). Manajemen stress, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayah, N. (2010). Perbedaan tingkat kecemasan antara siswa putra dan putri kelas x dalam menghadapi ujian akhir semester pada MA NU Al ma’ ruf Kudus. Skr ipsi. Universitas Sebelas Maret.

Hurlock, E. (2008). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga

Isaacs, A. (2005). Panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa &pediatric edisi 3. Jakarta: EGC.

Karangora, M. (2012). Hubungan Antara dukungan sosial dan kualitas hidup pada lesbian di Surabaya. Jurnal ilmiah mahasiswa Surabaya, 1(1), 1-9.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar 2013.Diakses pada tanggal 14 April 2014 darihttp://depkes.go.id/downloads/riskesdas20 1 3/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf

Kjelberg, E., Hartvig, P., Bowitz, H.,Kuisma, I., Norbech, P., Rustad, A., dkk. (2006). Mental health consultations in a prison population : a descriptive study. BMC Psychiatry, 6(27), 1-9.

Liwarti. (2013). Hubungan pengalaman

spiritual dengan psikologikal well

being pada penghuni lembaga

pemasyarakatan. Jurnal sains dan

praktik psikologi, 1(1), 77-88.

Maryatun, S. (2011). Pengaruh logoterapi terhadap harga diri narapidana perempuan dengan narkotika di lembaga pemasyarakatan klas II A

Palembang. Thesis. Universitas

Indonesia.

Metro padang. (2013). Angka Kriminalitas Selama Tahun 2013 Di Kota Padang Menurun diakses pada tanggal 25 April 2014 dari http://metropadang.com/berita-angka-kriminalitas-selama-tahun-20 13 -di

kota-padang-menurun.html

Naidoo, S & Mkize, D. (2012). Prevalence of mental disorders in a prison population in Durban, South Africa.

African Journal of Psychiatry, 15, 30- 35

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nur, A & Shanti, L. (2010). Kesepian pada narapidana LP.Kedungpane Semarang ditinjau dari dukungan sosial keluarga dan status perkawinan. 9kr ipsi, Unissula

Nurrahma, E. (2013) Perbedaan selfesteem pada narapidana baru dan residivis di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Malang. 9kr ipsi, Universitas Brawijaya Malang.

Nursalam. (2013). Metodelogi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam & Kurniawati, N. (2007) Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AID9. Jakarta: Salemba Medika.

Onyishi, I & Okongwu, O. (2012). Personality and social suport as predictors of life satisfaction of nigerian prisons officers. European 9cientific Journal, 8(20) 110-125.

Patel, S & Jakopac, K. (2012). Manual of psychiatric nursing skill. United States of America : Elsevier

Pina, E., Duran., A., Edo, M., Sanz, V. (2006). Phychiatric nursing care in

prisons. Journal rev sanid penit, 8, 78- 87

Potter, P.A., Perry, A.G, (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC

Pujileksono, S. (2009). Masalah-masalah dipenjara dalam studi sosial. Jurnal. 12(2) 13-29

Rahmadani, W. (2010). Hubungan dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi masa pension pada pegawai

PT.Dirgantara Indonesia. 9kr ipsi.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Ratna, W. (2010). 9osiologi dan antropologi kesehatan dalam perspektif ilmu

kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Rihana.

Salwa, U., Kuncoro, J., Setyaningsih, R. Dukungan sosial keluarga dan persepsi terhadap vonis dengan penerimaan diri narapidana di lembaga pemasyarakatan klas II A wanita Semarang. Jurnal proyeksi. 5(2) 79-89.

Soewaryo, Y. (2007). Hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress narapidana di rumah tahanan Situbondo. 9kr ipsi psikologi.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian

kuantitatif kualitas dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2003). Landasan psikologis proses pendidikan. Bandung: Remaja Resdakarya.

Suliswati, Payapo, T., Maruhawa, J.,

Sianturi, Y., Sumijatun. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC.

Stuart, G. (2006). Buku saku keperawatan jiwa (edisi 5). Jakarta : EGC.

Stuart & Sundeen (2006). Buku saku

keperawatan jiwa. edisi 5. Jakarta:

EGC.

Taha, F. (2013). Pengaruh dukungan sosial terhadap kecemasan pada lanjut usia di panti sosial tresna werdha propinsi Gorontalo. Skripsi. Universitas negeri Gorontalo.

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan Pasal 1 ayat 7.

Utari, D., Fitria, N., Rafiyah, I. (2012). Gambaran tingkat kecemasan pada warga binaan menjelang bebas di lembaga pemasyarakatan wanita klas II

A, Bandung. Skr ipsi. Universitas

Padjajaran.

Vaeroy, H. (2011). Depression, anxiety, and history of substance abuse among Norwegian inmates in preventive detention: reasons to worry. BMC Psychiatry, 11(40) 1-7.

Varcarolis, E., Halter, M., Shoemaker, N. (2011). Manual of psychiatric nursing care planning. United States of America: Elsevier.

Widianti, E. (2011). Pengaruh terapi logo dan terapi suportif kelompok terhadap ansietas remaja di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan wilayah provinsi Jawa Barat. Tesis magister Keperawatan Jiwa. Universitas Indonesia.

Wijayanti, D. (2010). The influence of logotherapy for female prisoner in

female prison of Semarang 2010. Thesis Magister keperawatan jiwa. Universitas Indonesia.

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika aditama.

Yuniarta, E. (2011). Hubungan tingkat pendidikan pasien terhadap kepuasan pemberian informed consent di bagian bedah RSUP DR. Kariadi Semarang (Mei-Juni 2011). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.