Efektivitas Pemberian Mobilisasi Dini terhadap Tonus Otot, Kekuatan Otot, dan Kemampuan Motorik Fungsional Pasien Hemiparise Paska Stroke Iskemik

Reny Prima Gusty

Abstract

Dampak terbanyak dari stroke adalah timbulnya kelemahan pada anggota gerak yang dapat menyebabkan  menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat. Rehabilitasi dini dibutuhkan untuk mengurangi kelemahan yang terjadi dengan  cara melakukan mobilisasi dini paska serangan stroke akut. Tujuan penelitian untuk melihat efektivitas pemberian mobilisasi dini terhadap kekuatan otot, tonus otot, kemampuan motorik fungsional pada hemiparese paska stroke  iskemik. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest group. Subjek penelitian ini pasien hemiparese pasca stroke iskemik yang disebar di dua kelompok yaitu kelompok pertama diberi latihan mobilisasi 2x/hari berjumlah 10 orang dan kelompok kedua  3x/hari berjumlah 10 orang. Latihan dimulai pada hari ke 2 paska serangan stroke sampai hari ke 5. Analisa menggunakan uji t berpasangan dan tidak berpasangan dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan pada tonus otot,kekuatan otot,kemampuan fungsional motorik pada kedua kelompok dengan masing- masing kelompok nilai  p=0,000. Didapatkan  peningkatan lebih baik pada tonus otot, kekuatan otot (bahu,siku,pergelangan tangan,paha,lutut,pergelangan kaki) dan kemampuan motorik fungsional kelompok yang mendapat terapi 3x/hari daripada 2x/hari dengan nilai kemaknaan kekuatan otot pada bahu p= 0,016;  otot siku dengan p=0,037; otot pergelangan tangan p=0,042; otot lutut p=0,004 dan otot pergelangan kaki p=0,050.  peningkatan kemampuan miring ke sisi yang sehat p= 0,000; peningkatan kemampuan telentang ke duduk  p=0,000; menjaga keseimbangan duduk  p=0,007; dan kemampuan duduk ke berdiri dengan p=0,007. Saran agar terapi latihan mobilisasi dini dijadikan sebagai intervensi keperawatan mandiri bagi perawat yang dapat dilakukan sebanyak 2x/hari maupun 3x/hari sehingga dapat membantu mempercepat masa pemulihan kelemahan dan mencegah komplikasi lanjut.

References

American Heart Association. (2006). Exercise for stroke survivor-home exercise program after therapy. Available from http: // www.stroke.com/od/livingwithstroke.htm.

American College of Sports Medicine. (1993). ACSM’S resource manual for guidelines for exercise testing and prescription. Philadelphia: Lea & Febiger.

Auryn, V. (2007). Mengenal dan memahmi stroke. Kata Hati. Sleman, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Despopoulos, A., Silbernagl, S. (2000). Atlas bewarna dan teks fisiologi. Alih Bahasa: Handoj. Jakarta: EGC.

Dickstein, R., Hocherman, S., Pillar, T., & Shaham, R. (1986). Stroke rehabilitation: Three exercise therapy approaches. Available from http://www.ptjournalonline.com/cgi/reprint/66/8/1233.pdf.

Disabled World. (2008). Health news from asia world stroke day. Available from http://www.disabled-world.com/news/asia/health-asia-4006.php.

Feigin, V. (2006). Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Gardiner, M. D. (1964). The principle of exercise theraphy. London : G. Bell and Sons.

Graf, C. (2006). Functional decline in hospitalized older adults. American Journal Nursing, 106 (1): 58-67.

Hamid. (1992). Rehabilitasi fisik/medik penderitaan stroke unit rehabilitasi medic RSUD Dr.Soetomo/FK Unair. Surabaya.

Harsono. (1996). Buku ajar neurologi klinis. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada Press.

--------------------. Kapita selekta neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Johstone. (1991). The stroke patient: A team approach. London: Churchill Livingstone.

Kisner, Carolyn & Lynn, C. (1996). Therapheutice Exercise foundation and technique. (3rd ed). Philadeplhia: F.A Davis Company.

Klein, D. (2004). PNF training for Assisted-living older adults: confirming positive result for functional status. The Gerontologist, 44: 507.

Kozier. (1995). Fundamental of nursing. (5th ed). Addison Wisley.

Kwakkel, G. (2007). Motor rehabilitation strategies after stroke: What is evidence?. From http://www.oandp.org/publications/jop/2007/2007-13.asp.

Lumbantobing. (2004). Bencana peredaran darah di otak. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mulyatsih, E. & Ahmad, A. (2008). Stroke. Jakarta: FKUI.

Neyer, J. R., Greenlund, K. J., Denny, C. H., Keenan, N. L., & Casper, M., L. D. R, et al. (2007). Prevalence of stroke-US 2005. Available from: http://www.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5619a2.htm.

Price dan Wilson. (2006). Fisiologi proses-proses penyakit. (Edisi VI). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pinzon, R., Asanti, L., Sugianto., Widyo, K. (2009). Status fungsional pasien stroke non hemoragik pada saat keluar rumah sakit. Damianus, 8(1):27-30.

Puspawati, E. Y. (2010). Perbedaan efektivitas ROM 2x sehari dan ROM 1x sehari terhadap peningkatan kekuatan otot dan kecepatan waktu pencapaian kekuatan otot pasien stroke iskemik di RSD Kalisat Jember.

Setiawan. (2002). Assessment pada penderita stroke. Pelatihan FT IV: Optimalisasi fungsi senso-motorik pada penderita stroke. Jakarta.

Setiawan. (2007). Teori plastisitas. Workshop dimensi baru penatalaksanaan fisioterapi pada kasus stroke secara paripurna. IKM Prodi D IV Fisioterapis, Surakarta.

Soeparman. (2004). Panduan senam stroke. Jakarta: Puspaswara.

Wirawan, R. P. (2009). Rehabilitasi stroke pada tatanan pelayanan kesehatan primer. Majalah Kedokteran Indonesia, 59(2). Februari 2009. Jakarta.

YASTROKI. (2007). Angka kejadian stroke meningkat tajam. http://www.yastroki.or.id/read.php?id=317.

YASTROKI. (2008). Angka kejadian stroke meningkat tajam. http://www.yastroki.or.id/read.php?id=317.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.